DIALOG
mengenai pornografi, kini kembali hangat dibincangkan oleh berbagai kalangan, mengingat
begitu beratnya ancaman hukuman bagi mereka yang terdapat menyebarluaskan informasi
barang haram tersebut dengan pelanggaran asusila. Hukumannya lebih kurang 6
tahun dan/ atau denda lebih Rp. 1.000.000.000,00 (Satu Milyar Rupiah),
sebagaimana diatur di dalam Pasal 27, berdasarkan Undang-Undang Informasi dan
Transaksi Elektrik (ITE).
Konten
pornografi memang dapat difilter, tetapi soal efektifitasnya tidak semudah
seperti membalikan kedua telapak tangan. Soalnya, semua orang bisa mengunduh
dan mengistal berlapis piranti lunak yang berfungsi memblokir, atau menyaring
konten pornografi dari internet (Net), baik dari Net personal maupun dari
warnet yang menjamur dimana-mana hingga ke pelosok perkampungan sekalipun.
Sangatlah
naif, jika mengimani bahwa konten pornografi di Net dapat dihalau hanya dengan
melakukan pemblokiran maupun penyaringan secara teknologi. Sebuah hasil riset
yang dilansir oleh Top Ten Reviews, bahwa setiap detiknya lebih dari 28 ribu anak
Adam yang aktif mengakses pornografi di Net, dengan total pengeluaran lebih
kurang clari US$ 3 ribu. Data tersebut, juga menyebutkan,bahwa setidaknya perdetiknya
ada 372 pengguna Net yang mengetikkan kata kunci tertentu, untuk memburu konten
pornografi.
Bahwa masalah
seks, alias pornografi termasuk topik nomor wahid yang diburu di dunia maya saat
ini. Studi lain mengekspos, bahwa 60% kunjungan di Net pencarian situs porno. Ilustrasi
tersebut, menunjukkan bahwa betapa dahsyatnya demam pornografi di dunia maya.
Abad digital
Kini kita
tengah memasuki abad digital, dalam buku The New Digital Ages (2013), Eric
Schmidth (58 th), Chairman Exe cutive Google menyebutkan: Bahwa saat ini di Net, ratusan juta orang setiap
menitnya membuat dan mengkonsumsi konten digital dalam jumlah yang tak
terhitung di dunia maya.
Menurut
Chairman, pada tahun 2025 yang akan datang, diprediksikan mayoritas dari 8
milyar orang penduduk bumi akan terakses Net via mobile phone. Di era itu,
lahir sebuah generasi dinamakan generation
Net. Mereka adalah, kawula muda yang tumbuh
dalam lingkungan teknologi canggih secara terus menerus berbasis komputer.
Eric
Schmidth, mengutip hukum Moore yang menyatakan, bahwa kompleksitas sebuah
mikrosesor akan terus maju dan berkembang hingga dua kali lipat tiap 18 bulan
sekali. Diprediksikan, bahwa kecepatan komputer pada tahun 2025 mendatang, akan
64 kali lebih cepat, ketimbang dengan komputer saat ini. Pernyataan Eric
tersebut, ada benarnya jika melihat laporan ITU (Internasional Telecommunication Union) tahun 2013. Bahwa saat ini,
terdapat 6,8 milyar mobile phone aktif. Padahal, jumlah penduduk bumi
saat ini lebih kurang 7,1 milyar orang.
Konten Net dari berbagai nilai
Berhubung
dengan semakin membanjirnya konten Net, dari berbagai nilaidan budaya seluruh pelosok
belahan dunia. Maka, waspadalah,
wapadalah dan waspadalah.Ada tiga hal yang harus diwaspadai: 1) Upayakan
agar tetap aman dalam mengunduh (down
load dan upload), serta mencari konten yang baik dan bermanfaat, hindari situs
haram di Net, baik melalui perantara
bluetooth, infrared dan semacamnya. 2) Usahakan agar produktif dalam
memanfaatkan Net, baik sebagai pelajar, mahasiswa dan profesional. Untuk itu,
diperlukan skill, pengetahuan, aturan
dan norma dalam memanfaatkan Net secara sehat dan produktif. 3) Dalam
menggunakan Net, upayakan agar bisa amar ma’ruf nahi munkar dalam berbagai
pesan, baik berupa gambar maupun suara yang berbasis keimanan dan ketaqwaan
kepada Sang Pencipta. Hal ini, dapat dilakukan melalui media sosial seperti: Facebook, youtube, path, instagram, email,
blog, web dan lain sebagainya.
Relawan digital
Saat ini, dunia
maya memerlukan relawan digital/ digital
volunteer yang siap untuk berbagi kebaikan dan kebenaran kepada seluruh
penduduk bumi ini. Jika itu dapat dilakukan melalui amar ma’ruf nahi munkar, maka
media Net dan instrumen lainnya di dunia maya. Nantinya, bukan hanya
perbandingan konten baik dan buruk. Akan tetapi, melalui iformasi positif dari pengguna
Net,dengan pasilitas Net kita semua dapat bersentuhan langsung dengan
kemaslahatan dan karifan sebagai fitrahumat manusia dari berbagai golongan dan
agama.
Untuk kawula muda
Meskipun
kejujuran adalah segalanya, namun tidak semua orang ketika bercengkraman dengan Net melakukan hal
tersebut. Artinya apa? Ketika anda menggunakan Net atau chattingdengan seseorang harus ekstra hati-hati (mutawari’). Anda tidak akan pernah tahu
siapa Dia sesungguhnya, ketika chatting ada
seorang pria atau wanita Ia mengaku tinggal di Jakarta, masih kuliah atau sudah
bekerja di sebuah perusahaan Asing tergolong bonafide misalnya. Padahal, Dia
sesungguhnya pengangguran, alias bukan orang yang kita bayangkan atau
imajinasikan. Untuk itu, jangan mudah terhifnotis dengan data pribadi orang
lain di Net, meskipun sangat menggiurkan.
Tidak sedikit
orang di Net yang iseng menjadi orang lain, dengan niatan untuk bercanda maupun
menjebak hingga menjahili orang lain.Ketahuilah, tak ada satupun aturan di
belahan dunia ini, yang mengatur dan mewajibkan anda bercerita sejujurnya
tentang jati diri anda kepada orang lain di Net.
Arsipkan
baik-baik data diri anda. Nama anda,
usia, alamat dan nomor telephon selelur. Jangan pernah bertoleransi dan
mempercayai kepada orang yang anda baru kenal di Net. Percayakan pada insting dan
feelinganda, jika anda tidak merasa
nyaman dan tidak percaya informasi tersebut, abaikan dan segera tinggalkan.
Jika anda
berencana akan bertemu dengan seseorang yang baru anda kenal di Net, ajaklah sahabat
(shohib)karibmu yang anda percaya
untuk menemanimu. Demikian pula orang yang anda akan temui itu, juga supaya membawa teman. Mungkin ini
terlihat aneh, ini adalah cara yang paling jitu buat security dan keselamatan anda.
Pastikan,
bahwa sahabat karib-mu yang akan menemani anda itu, pastikan Ia mengetahui betultentang
apa yang anda pikirkan saat ini. Termasuk problem keluarga maupun pacar alias
calon anda, ceritakanlah kepada shohib-muyang
akan menemani dalam pertemuan itu. Bahwa sejatinya, pertemuan di dunia nyata jauh lebih jujur,
ketimbang pertemuan dengan orang asing yang anda kenal di sebuah chat roomNet.
Hal ini, juga
berlaku pada link atau URL. Yang terlihat mencurigakan, abaikan
dan jangan pernah meng-klik apapun yang tidak anda yakini sumber dan security-nya. Meskipun, dengan hujjah
sekedar iseng dan keingin tahuan semata.
Hindari chat room atau mailing list yang sifatnya provokatif . Jangan gampang terhifnotis
rayuan gombal di Net yang mencoba
untuk mempengaruhi anda, guna menjadikannya sebagai seorang teman di alam nyata
dalam kehidupan keseharian. Demi keselamatan anda, jangan pula mudah terpancing
oleh provokasi seseorang yang sifatnya memanas-manasi, sehingga terjadi
perdebatan di Net. Dengan begitu, anda sudah melakukan strategi memerangi
pornografi.(*)
(Dari berbagai sumber).
*) Penulis: Pemerhati masalah sosial tinggal di
Cirebon.
Oleh : Mansyur Pribadi
0 komentar: